Monday, March 12, 2012

Tontowi Ahmad Liliyana Natsir Mengharumkan Nama INDONESIA


Birmingham, Padek—Di tengah terus menurunnya prestasi olahraga tanah air, kabar bahagia datang dari Birmingham Inggris.
Dari ajang turnamen bulutangkis tertua di dunia, All England, Indonesia berhasil meraih satu gelar juara yang dipersembahkan duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang mengalahkan pasangan Denmark Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dengan straight set 21-17 dan 21-19.
Ini adalah gelar pertama Indonesia dalam sembilan tahun terkahir di All England.



Kali terakhir pebulutangkis Indonesia yang menjadi juara di turnamen yang digelar mulai 1898 itu adalah ganda putra Sigit Budiarto/Candra Wijaya yang menjadi juara pada 2003. Saat ini mereka mengalahkan duet Korea Selatan Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung dengan skor 15-5 dan 15-7.

Di nomor ganda campuran, ini adalah gelar kedua yang diraih Indoensia di All England. Sebelumnya dipersembahkan legenda bulutangkis tanah air Christian Hadinata/Imelda Wiguna. Itu sudah terjadi pada 1979 silam! Lawan yang dikalahkan saat itu adalah Pemain Inggris Mike Tredgett/Nora Perry.

Khusus bagi Liliyana, kemenangan ini menebus dua kegagalan sebelumnya di final All England. Pada 2008 dan 2010, pemain yang akrab disapa Butet itu juga berhasil melangkah ke partai final. Saat itu dia masih berpasangan dengan Nova Widianto.
Tapi, di dua final mereka dikandaskan pasangan Tiongkok. Pada Nova Widianto/Lilyana Natsir kalah dari Zheng Bo/Gao Ling dengan rubber set 18-21, 21-14, 21-9. Pada final 2010 Nova Widianto/Lilyana Natsir juga kalah rubber set. Kali ini dari pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Gelar juara tadi malam diraih dalam pertandingan yang ketat. Terutama di gim kedua. Di mana kejar mengejar poin terjadi sejak pertandingan dimulai. Ketegangan terjadi ketika pasangan Denmark sempat menyamakan keduukan 19-19. Padahal dari awal Tontowi Ahmad.Liliyana Natsir selalu memimpin perolehan poin. Tapi dengan mental juara yang dimiliki, pasangan yang saat ini menempati ranking empat dunia itu berhasil memastikan gelar dengan skor 21-19 di gim kedua.

”Ini menjadi angin segar bagi dunia bulutangkis kita,” kata Christian Hadinata peraih gelar juara All England ganda campuran pada 1979 saat dihubungi JPNN tadi malam. ”Semoga keberhasilan ini bisa mem-push nomor-nomor yang lain untuk kembali bisa menjadi juara,” sambung pria yang saat ini dipercaya menjadi kordinator pelatih ganda pelatnas Cipayung ini.

Menurut Chistian, salah satu kunci kemenangan ganda campuran Indoensia tadi malam adalah karena main tenang. ”Cara dia ngover permainan bagus sekali kali ini. Dan, Liliyana mengenali dengan baik cara bermain lawan,” bebernya.

Partai tadi malam adalah pertemuan ketiga antara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. Di dua pertemuan sebelumnya kedua pasangan saling mengalahkan.

Pada pertemuan pertama di ajang Djarum Indoensia Open (25/6/2011) pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menang dengan skor 21-15 dan 21-14. Tapi pada pertemuan kedua di ajang Li Ning China Open (24/11/2011), giliran pasangan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl yang menang dengan straight set 21-17 dan 21-13.

Christian Hadinata menyatakan raihan gelar juara di All England ini bisa menjadi harapan bagi Indonesia untuk melestarikan medali emas Olimpiade yang tahun ini akan dihelat di London, Inggris. ”Ini bisa membuat pemain lebih percaya diri. Tapi mereka tetap tidak boleh lengah.
Peluang juara di Olimipade ada. Tapi jelas tidak akan mudah. Sebab, kekuatan ganda campuran saat ini tidak ada yang dominan. Kali ini bisa juara belum tentu berikutnya bisa juara lagi. Faktor mental akan sangat menentukan siapa yang akan keluar menjadi juara di Olimpaide nanti,” paparnya.

Sejak ”dikawinkan” pada pertengahan 2010 lalu, duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sudah berkali-kali membuktikan kehebatannya. Tahun lalu (2011), duet ini berhasil meraih gelar Juara India Superseries), Juara Malaysia GP Gold, Juara Singapura Superseries, Juara SEA GAMES 2011, dan Juara Kumpoo Macau Open,

Jacob Rusdianto, Sekjen PB PBSI menyatakan sangat senang Indonesia bisa kembali menjadi juara di All England. Apalagi di iven yang berhadiah total USD 230 ribu itu PBSI tidak membebani target juara kepada para pemain yang dikirim. ”Kita sangat bersyukur dengan hasil ini. Kita sangat menghargai apa yang dilakukan para pemain di tengah suara pesimis yang ditujukan kepada mereka,” kata Jacob tadi malam.

”PB PBSI minta semua pemain selalu bersemangat di semua ajang yang diikuti dan inilah hasilnya. Gelar juara ini bisa membuat semua makin percaya diri. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau bekerja keras. Itu yang ditunjukkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai pasangan baru,” sambung Jacob.

Indonesia mengirim banyak pemain ke All England. Tapi hanya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang berhasil melaju hingga partai puncak. Di semifinal mereka mengandaskan perlawanan duet Malaysia Peng Soon Chan/Liu Ying Goh dengan skor 27-25 dan 21-16.

Paling banter wakil Indonesia lainnya hanya sanggup melangkah hingga ke babak delapan besar. Mantan pebulutangkis terbaik dunia Taufik Hidayat dikalahkan pebulutangkis terbaik Tiongkok 21-18 dan 21-8. Dionysius Hayom Rumbaka juga tak berdaya ketika harus melawan pebulutangkis terbaik dunia asal Malaysia Lee Chong Wei. Hayom juga menyerah dengan dua gim langsung 21-8 dan 21-11.

Di nomor ganda putra, pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano juga gagal ke semifinal usai dikalahkan pasangan terkuat dunia asal Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng dengan skor 21-19, 21- 8.

sumber lebih lanjut dari sini

4 comments:

  1. Lumayan Gan masih ada yang bisa uara, minimal Indonesia masih puya senyum setelah malu pada sesi sepak Bola-nya hehehehehehe

    ReplyDelete
  2. mantep dah indonesia daripada kalah 0-10 kemari, memalukan

    ReplyDelete
  3. iya gan setuju,, nama indonesia bisa terangkat di kancah internasional

    ReplyDelete
  4. Jakarta, Aktual.com – Ganda campuran unggulan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, akan fokus menjaga peringkat dua dunia dan tidak terbebani target juara dalam pertandingan putaran final turnamen Korea Selatan Terbuka 2015 di SK Handball Stadium Seoul, Korea Selatan.

    “Memang mereka tidak... Baca Selengkapnya di Aktual.com

    ReplyDelete